Sabtu, 12 Maret 2011

gunung dan gaya isostasi

GUNUNG Dan GAYA ISOSTASI
Oleh Hadiman Ikram

Pada tahun 1912 teori mengenai pergeseran lempeng benua telah di kemukakan oleh Alfret Weneger. Pada sekitar abad ke 19 sampai awal abad ke-20 pada geologis masih beranggapan bahwa permukaan bumi dalam keadaan tetap. Pergerakan lempeng ini sendiri disebabkan oleh aliran panas dari lapisan atenosfer yang akan mendorong lempeng yang ada pada wilayah litosfer.
Secara logika bila tidak ada sesuatu yang menahan atau meredam pergerakan atau damapak pergerakkan dari lempeng ini maka pergerakkan lempeng ini akan terjadi dalam jangka waktu yang sangat cepat. Di tambah lagi  ketika pergerakan dari lempeng ini menyebabkan gesekan keras yang kemudian menyebabkan gempa, maka bila tidak ada peredam dari pengaruh pergerakan lempeng ini maka gempa bumi yang terjadi akibat adanya pergerakkan lempeng (tektonik) akan lebih dahsyat dari apa yang dirasakan sekarang.
Salah satu benda alam yang dapat berfungsi sebagai peredam diatas adalah gunung. Gunung secara geologi memiliki fungsi khusus yang sangat penting. Salah satu fungsi gunung yang utama dalam bidang geologi adalah sebagai penyetabil atau stabilizer gerakan lempeng-lempeng Bumi. Dalam kaitannya dengan penyetabil permukaan bumi, gumung menimbulkan gaya yang disebut dengan gaya isostasi. Konsep tentang isostasi merupakan konsep yang menjelaskan tentang proses naik maupun turunnya lempeng akibat adanya perubahan benda yang ada di atasnya.
Benda yang dimaksudkan dalam kasus di atas adalah gunung. Gunung menimbulkan gaya tekanan yang akan menekan lempeng kebawah sehingga tidak mudah bergerak sehingga pergeseran yang terjadi pada lempeng tersebut relative kecil.
Gunung memiliki bagian tidak terlihat yang ada di bawak permukaan tanah. bagian yang berada di bawah permukaan tanah ini yang menekan lempeng bumiseperti layaknya pasak atau paku yang digunakan untuk memasak dua benda agar tidak bergerak satu sama lain.
Oleh kerena semua benda memiliki energy potensialnya masing-masing, maka perbedaan ukuran gunung akan menimbulkan gaya isostasi yang berbeda. Hal ini terkai dengan massa dan tinggi gunung. Karena apabila ketinggian dan massa suatu benda semakin besar maka energy potensial yang dimiliki akan semakin besar.
Sumber
Anonim.2010.Fungsi Gunung.http://id.shvoong.com/exact-sciences/1664200-fungsi-gunung.diakses tanggal 4 Maret 2011.

Priyono dan Suwardji.2005.Geomorfologi dan Analisis Landskape.Mataram University Press.Mataram