Senin, 28 November 2011

PENGUMPULKAN, PENANGANAN, DAN ANALISIS TANAMAN


PENGUMPULKAN, PENANGANAN, DAN ANALISIS TANAMAN

Hasil dari dari analisisi tanaman untuk mendiagnosa dan memantau status hara tanaman sangat di tentukan oleh pengumpulan, penanganan, dan analisis bagian tanaman tanaman. cara serta langkah yang tepat dalam melakukan dalam melakukan hal-hal di atas akan menghindarkan dari hasil serta interpretasi yang salah dan tidak dapat dipercaya.
Tujuan dan metode analisis tanaman
Berikut akan dijelaskan mengenai tiga jenis analisi tanaman;
1.      Analisis diagnostic, analisis ini dilakukan untuk mengetahui penyebab terganggunya aktivitas tubuh tanaman. selain itu juga untuk mengkonfirmasi hasil hasil diagnose yang didapat dari analisis tanah dan gejalan yang ditunjukkan oleh tanaman.
2.      Monitoring, analisis dilakukan untuk menilai kecukupan dari pemupukan serta pengaruh dari pengelolaan yang dilakuan. Analisi ini dapat digunakan untuk menghubungkan status hara tanaman pada tahun-tahun berikutnya dan menentukan jumlah pemupukan yang dapat diberikan berdasarkan trend komposisi kimia tanaman.
3.      Uji prediksi atau Prognostig, dapat dilakukan digan tiga cara.
a.       Analis dari sampel dilakukan selama masa awal pertumbuhan tanaman sebelum masa dewasa (pertumbuhan optimal) tercapai.
b.      Analisi buah yang dapat dilakukan untuk memperkirakan perlakuan yang perlu dilakukan pada saat penyimpanan.
c.       Analisis benih atau biji yang digunakan untuk meramalkan kekurangan yang masih dapat di toleril pada masa tanaman selanjutnya.
Semua bentuk analisis di atas akan menunjukkan potensi kekurangan hara yang tidak dapat ditunjukkan secara jelas oleh gejala kekurangan yang ditunjukkan oelh tanaman.
Dokumentasi informasi situs dan tanaman
Ketapatan hasil baik pada analisis tanaman maupun pada analisis tanah dapat di tingkatkan dengan catatan mengenai tampat dan kondisi tanaman yang relevan pada saat pengembilan sampel. Untuk uji diagnostic dan pengamatan, ada dua tahap yang harus dilakukan sebelum pengambilan sampel dilakukan yaitu berdiskusi dengan pengelola lahan dan menjelaskan gejala yang ditunjukkan oleh tanaman.
Diskusi dengan pengelola lahan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang dialamu oelh petani berdasarkan sudut pandang petani itu sendiri. Pertanyaan yang dapat diajukan terdiri dari,
-          Detail tentang tanaman
-          Pernahkah mengalami kondisi yang ektrim atau tidak normal pada musim tertentu.
-          Apakah terjadi gejala tertentu yang diamati dan kapan terrjadinya
-          Apakan gejala tersebut juga terjadi pada musim sebelumnya
-          Apakah gejala tersebut berhubungan dengan kondisi tanah tertentu seperti karateristik drainase atau profil tanah.
-          Sistem pengelolaan apa yang dilakukan.
-          Jenis pupuk seperti apa yang digunakan sebalumnya dan metode pemupukankannya serta frekuesi pemupukannya.
-          Irigasi apa yang diaplikasikan.
-          Apakah pernah terjadi serangan hama atau penyakit
-          Apakah pernah dilakukan analisis tanah sebelumnya.
Pendeskripsikan gejala yang ditunjukkan oleh tanaman juga merupakan hal yang sangat penting untuk analisis tanaman. Hal yang harus dilakukan adalah mencatat lokasi serta tipe gelaja yang ditunjukan oleh tanaman. Meskipun gejala yang ditunjukkan oleh tanaman tidak speseifik merujuk pada satu atau lebih faktor, namun faktor yang perlu diperhatikan dibatasi pada faktor yang penting saja seperti kekurangan hara esensial tertentu. Hal yang peling penting dari pengamatan gejala yang ditunjukkan oleh tanaman adalah pengeruh yang ditimbulkan akibat kekurangan unsure hara.
Mengumpulkan sample yang representative
Hal yang sering menimbulkan kesalahan pada analisis tanaman adalah kesalahan pada saat pengembilan sampel tanaman ditambah dengan kesalahan pada saat penyiapan sample dan analisis sampel. Oleh karena dalam pengambilan sampel tanaman perlu memperhatikan variasi dari tanaman dan tanah.
  1. Konsep dan strategi pengambilan sampel
Prinsip dari pengembilan sampel adalah mengumpulkan sampel untuk merepresentasikan dan cukup untuk di analisis di laboratorium. Penilaian dan pengambilan keputusan untuk mengumpulakan sample di lakukan berdasarkan kondisi yang ditunjukkan oleh total populasi tanaman.  pengkopositan perlu dilakukan setelah sampel diambil. Hal ini dilakukan untuk mengurangi variabilitas dari sampel.
  1. Pengambilan contoh bagian tanaman yang tepat
Bagian tanaman yang umum dipilih adalah yang relatif sensitif pada transfer hara. Bagian tanaman yang relevan dapat ditentukan atau dibedakan lebih dahulu dari keselururhan tunas. Ini cara yang paling mudah. Meski demikian yang paling penting adalah kebersihan dan cara identifikasi bagian yang benar. 
  1. Faktor lain yang harus diperhatikan ketika pengambilan sampel
a.       Menghndari sample yang kotor, terkena penyakit, rusak secara mekanik dan akaibat serangan hama serta jaringan yang rusak,
b.      Menghindari sampel yang tumbuh area yang keadaanya tidak biasa seperti tumbuh diarea bebatuan, berdainase rendah,  area yang dipengaruhi oleh garam dan lain sebagainya.
c.       Jangan melakukan pengambilan sampel ketika tanaman berada dalam keadaan stress air maupun suhu.
d.      Menghindari pengambilan sample pada organ vegetaitif setelah pembungaan yang tidak berkayu
e.       Meminimalkan contaminsai terhadap sampel
Penanganan dan Penyiapan Sampel
Penanganan sampel terdiri dari
  1. Pemindahan sampel
Yang paling sulit dilakukan dalam proses analisis tanaman adalah mempertahankan kesegaran sampel dari lokasi pengambilan sample sampai laboratorium. Berkurangnya kesegaran sampel tanaman akan menpengaruhi berat sampel, kandungan hara dan lain sebagainya. Hal yang dapat dilakkan untuk menjaga kesegaaran sample antara lain;
a.       Pengambil sampel harus mencuci tangan sebelum mengambil dan menyentuh sampel.
b.      Sampel harus diletakkan pada kantung yang diberi label dan di tempatkan pada kotak pendingin dengan suhu sekitar 5oC.
c.       Setelah dipindahkan dari lapangan, sample diletakkan di dalam lemari pendingin dengan suhu 5oC.
d.      Sisa tanah yang masih tersisa dibersihkan dengan air bebas ion dan dikeringkan kertas tissue.
e.       Sebelum dikemas, sampel harus bebas dari keadaan lembab.
  1. Pembersihan dari kontaminan
Ketika sapai di laboratorium sample harus kembali dibersihkan. Hal ini untuk menghindari kesalahan yag akan timbul akibat kontaminan seperti sisa tanah yang terpercik ketika hujan dan menempel pada tanaman. Pencucian sampel juga akan ikut mempengaruhi hasil analisis tanaman. jadi diperlukan kehati-hatian ketikan mencuci sampel tanah.
  1. Pengeringan sample
Perngeringan sample terdiri dari dua tahap yaitu pengeringan awal dan pengeringan akhir. Pengeringan awal bertujuan untuk menonaktifkan enzim dan mengurangi berkurangannya berat akibat respirasi, dan perubahan biokimia, serta menghilangkan kadar air ada seluruh jarring tanaman. Sedangkan penngeringan akhir bertujuan untuk benar2 menghilangkan kadar air yang ada pada tanaman akibat pengeruh kelembaban ketikan penyimpanan setelah pengeringan awal. Pengeringan ini dilakukan selama 12 jam pada suhu 60oC.
Penggilingan dan Penyimpanan
Penggilingan dilakukan untuk mengurangi sample yang ada menjadi ukuran yang mudah ditangani. Hal tersebut mempermudah dalam menghomogenkan sample. Untuk meminimalkan kontaminasi, sebaiknya alat yang digunakan dalam penggilingan sampel terbuat dari stenlis steel. Direcomendasikan hasil penggilingan yang akan dianalisis berukuran kurang sari 1 mm dan harus di campur (dihomogenkan) sebelum diambil subsampelnya.
Analisis Laboratorium
Analisis laboratorium dapat dilakukan dengan berbagai metode, prosedur, dan alat, seperti absorption, xray fluorescence spectrometry dan lain-lain. Setiap laboratorium memiliki reputasi yang berbeda. Namun setiap laboratorium harus distandarisasi kualitasnya.

Sumber:
Reuter, et. Al, _______. Guidelines for Collecting Hendling and Analysing Plant Material. Australia