Rabu, 11 Mei 2011

laporan kimia tanah: LAKING AND DISPERTION TEST

SLAKING AND DISPERTION TEST
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Tanah adalah salah satu elemen penyusun alam yang sangan penting bagi kehidupan makhluk hidup baik yang mikro maupun makhluk hidup yang makro seperti manuasia hewan dan terutama tumbuhan. Salah satu sifat yang penting dalam tanah adalah sifat kimia tanah yang meliputi pH, KTK, KTA dan juga termasuk gejala slaking dan disperse.
Slaking adalah keadaan tanah ketika anah tidak bisa mempertahankan konsistensinya karena adanya gangguan dari air. Hal ini sangat dipengaruhi oleh oleh perakat antar partikel tanah yang akan membentuk agregat seperti liat dan bahan organic juga koloid tanah apabila kadar bahan perekan seperti liat dan bahan organic tersedia dalam tanah dalam jumlah banyak maka slaking kan sulit terjadi. Sedangkan apabila kadar bahan organi dan liat sebagai bahan perekat antar partikel tanah.
Sedangkan disperse adalah pemisahan partikel tanah karena pengaruh Na sebagi agen pemisahnya. Na akan menyelimuti partikel tanah yang akan menyebabkan patikel tanah akan terpisah satu sama lain dan akan menyebabkan agregat tanah hilang sama sekali. Selain Na sebagai agen pendispersi air juga merupaka agen pendispersi khusus bagi tanah yang memilki kadar bahan perekar yang sangat sedikit.
Dalam praktikuum kali ini akan dilakukan percobaan dengan penilaian secara kualitatif tenttang Slaking dan Disperion terhadap beberapa jenis tanah. Dalam praktikum ini akan diketahui tentang ketahanan beberapa enis tanah dari tempat yang berbeda.
B.     Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum ini adalah unutik mengetahui slakingdan disperse yang terjadi pada berbagai jenis tanah.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Natrium atau sodium adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Na dan nomor atom 11. Natrium adalah logam reaktif yang lunak, keperakan, dan seperti lilin, yang termasuk ke logam alkali yang banyak terdapat dalam senyawa alam (terutama halite). Dia sangat reaktif, apinya berwarna kuning, beroksidasi dalam udara, dan bereaksi kuat dengan air, sehingga harus disimpan dalam minyak. Karena sangat reaktif, natrium hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk unsur murni (anonym,2010).
Tanah yang memiliki kadar Natrium yang tinggi menjadi masalah secera fisik. Mereka membatasi pertumbuhan akar. Tanah yang mengandung Natrium tinggi biasanya di sebut tanah titik alkali. Titil alkali tanah ini biasanya miskin struktur tanah yang baik, karena Natrium menyebabkan liat dan bahan organic terdispersi (Mc Williams,2003)









BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

A.    Waktu dan tempat praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin, 12 Juni 2010 di laboratorium Kimia dan Biologi Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Mataram.
B.     Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah cawan petri, timbangan analitik dan botol semprot.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah contoh tanah berbentuk bongkahan, air/ aquades dan NaCl.
C.     Langkah Kerja
Langkah kerja yang harus ditempuh dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut:
1.      Sebongkah tanah seberat 2,5 gram disiapkan dalam petriidis (cawan petri),
2.      Air di tuangkan secara perlahan tanpa mengenai bongkahan tanah,
3.      Dibiarkan selama 10 s/d 15 menit,
4.      Digoyang-goyangkan dengan perlahan untuk melihat apakah ada patikel tanah yang lepas dari agregat
5.      Di amati untik masing-masing tanah,
6.      Diulangi semua langkah diatas untuk satu ulangan masing-masing tanah dengan 0,5 gram NaCl,
7.      Diamati apa yang terjadi (apakah terjadi disperse atau terjadi kekeruhan)



BAB IV
HASIL PENILAIAN

Contoh tanah
Slaking
Dispersi


Air
Nacl
Hutan
Tidak ada
Tidak ada
Rendah
Vertisol
Sedikit
Tinggi
Tinggi
Entisol KLU
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Sawah
Tidak ada
Tidak ada
Rendah
Tambak
Tinggi
Berat
Sangat berat
Tambang
Tinggi
Berat
Berat
Table hasil penilaian slaking dan disperse,






                             



BAB V
PEMBAHASAN
Dalam praktikum kai ini dilakukan penilaian secara kualitatif pada beberapa jenis contoh tanha terhadap slaking atau pemisahan agregat dan disperse atau pemisahan antar frakri tanah (liat, debu dan pasir). Dalam praktikum kali ini kembali dilakukan pengujian terhadap tanah hutan Pusuk, Vertisol Lombok Selatan, Entisol Kabupaten Lombok Utara, tanah sawah kota Mataram, tanah tambang dan tanah disekitar daerah tambak Lembar Lombok Barat.
Dari penilaian secara kualitatif yang telah dilakukan maka di dapatkan hasil bahwa tanah yang paling tahan terhadap proses slaki ng adalah tanah hutan dan tanah sawah. Hal ini karena kandunga bahan organic yang tinggi dari kedua contoh tanah yang telah dilakukan pengukuran pada praktikum sebelumnya. Bahan orgaik yang merruupakan perekat antar partikel tanah yang akan membentuk agregat. Namun apabila perekat seprti bahan organic tersebut tidak ada atau hany dalm jumlah sedikit maka akan sulit bagi bongkahan tanah untuk mempertahankan agregatnya.
Kemudian setelah tanah sawa dan tanah hutan tanah Vertisol menduduki peringkat selanjutnya. Terjadinya slaking pada tanah jenis vertiso mungkin karena sifat mengembang dan mengkerut yang menjadi cirri utama tanah Vertisol. Dari sifat mengembag dan mengkerut tersebut menyebabkan agregat mudah terepas meskipun dalam kisaran yang sangat kecil. Sedangkan tanah Entisol memiliki slaking yang cukup tinggi. Hal ini kare tanah yang belum berkembang seperti Entisol didominasi oleh fraksi pasir dengan kadar bahan organik yang sangat sedikit.
Kemudian tanah tambak dan tanah tambang memiliki  slaking yang sangat tinggi. Tanha tambak memiliki slaking yang tinggi karena kadar Na yang dapat memisahkan agregat Karena Na akan menyelimuti partikel tanah sehingga akan terpisah satu sama lain. Sedangkan pada tanah tambang slaking terjadi karena bahan organic yang tidak ada sehingga tidak ada jembatan antar fraksi tanah.
Sedang dalam hal dispersi tanah hutan dan tanah sawah masih memilki ketahanan yang paling baik karena kadar bahhan organic yang sangat tinggi pada tanah tersebut. Sedang pada tanah lain kada bahan organic yang sedikit tidak dapat mengimbangi Na dari NaCl sebagai agen pendispersi. Sedangkan pada tanah tambang kadar Na yang sudah tinggi menyebabkan penambahan Na dapat memperparah terjadinya dispersi pada ttanah tersebut.

BAB VI
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dalam praktikum kali ini adalah
1.      Tanah yang memiliki daya tahan terhadap slaking dan dispersi adalh tanah Hutan dan tanah Sawah
2.      Tanah yang memiliki daya tahan terhadap slaking dan dispersi adalah tanah Tambang dan Tambak.
3.      Daya tahan tanah terhadap slaking dan dispersi adalah kadar bahan organic sebagai bahan perekat antar fraksi tanah.

B.     Saran
Diperlukan ketelitian dalam menilai secara kualitatif proses slaking dan dispersi.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim.2010.Natrium.Wikipedia.org.19 Juni 2010.Mataram
Mc Williams.2003.Soil Salinity dan Sodicsity Efficient Plant Growth and Water Use.Cooperative extention service.New Mexico.USA