Jumat, 29 April 2011

Pertanian Organic sebagai Pertanian Terpadu Dimasa Yang Akan Datang

Pertanian Organic sebagai Pertanian Terpadu Dimasa Yang Akan Datang
Oleh Hadiman Ikram
C1B008009
Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Mataram

PENDAHULUAN
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumberdaya hayati yang dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industry,atau sumber energi serta pengelolaan lingkungan hidupnya (Anonim,2011). Pada awal masa revolusi hijau diperkenalkan sistem pertanian yang mengutamakan intensifikasi. Pegolahan tanah, Penggunaan bibit unggul, irigasi, pemupukan, dan penanggulangan hama terpadu. Hal ini memang membawa hasil yang cukup baik. Indonesia pada saat itu mencapai swasembada beras untuk pertama kalinya. Namum hal itu tidak berlangsung lama. Saat ini hasil pertanian baik secara kualitas dan kuantitas sudah mengalami penurunan yang cukup siknifikan. Ketika panen petani para petani tidak mendapat kan hasil seperti yang dia dapatkan pada masa lalu. Selain itu kulitas hasil pertanian ikut menurun. Penggunaan bahan kimia serta pestisida dampak buruk bagi lingkungan. Penggunaan pupuk yang berlebihan menyebabkan terjadi pencemaran lingkungan.
Akhir-akhir ini manusia mulai sadar, bahwa kesehatan adalah yang utama. Kesehatan tersebut mencakup kesehatan manusia itu sendiri juga kesehatan lingkungan yang menunjang kesehatan manusia. Khusus untuk kesehatan lingkungan  manusia mencari solusi agar pencemaran lingkungan yang terjadi pada saat penerapan pertanian konvensional yang berbasis pada intensifikasi pertanian dapat dikurangi atau mungkin dapat hilang sama sekali.
Hal ini yang mendasari mulai munculnya istilah pertanian berkelanjutan dan pertanian terpadu. Pertanian berkelanjutan adalah suatu sistem pertanian yang bertujuan untuk menghasilkan output yang sebanyak-banyaknya tanpa mengakibatkan rusaknya sumber daya alam atau menyebabkan pencemaran lingkungan. Sedangkan pertanian terpadu merupakan suatu usaha pertanian yang memadukan antara pertanian tradisonal yang terbaik dan pertanian modern yang tepat guna. Pertanian terpadu merupakan salah satu jawaban dari pertanian yang tidak member dampak negative terlalu besar bagi lingkungan dan dapat mempertahankan bahkan meningkatkan pendapatan petani.
Pertanian terpadu memiliki ciri antara lain; memiliki sedikit dampak negative bagi lingkungan, menjaga dan meningkatkan kesuburan tanah, mengurangi erosi, dan mempertahankan kesehatan ekologi tanah, efisien dalam penggunaan air, berdasarkan pada sumberdaya lokal, dam memberikan akses yang seluas-luasnya bagi para petani dalam hal pengembangan pengetahuan dan teknologi pertanian. Dari ciri tersebut maka dapat dikatakan pertanian terpadu dapat menjadi jawaban dari pertanian yang ramah lingkungan dan dapat menunjang kesehatan manusia dan llingkungan.
Dalam praktiknya pertanian terpadu diterapkan dalam berbagai metode. Antara lain dengan rotasi tanaman, pertanian yang low eksternal input, intgrasi antara tanaman dan hewan ternak dan lain sebagainya.
Trent yang muncul akhir-akhir ini akibat dari meningkatnya kesadaran manusia akan kesehatan adalah pertanian organic. Pertanian organic adalah pertanian yang tidak menggunakan input yang berasal dari bahan kimia anorganik. Dalam pertanian organic penggunaan bahan kimisa anorganik harus diminimalisir atau bahkan tidak digunakan sama sekali. Selain input yang tidak menggunakan bahan kimia anorganik pengontrolan masuknya bahan kimia anorganik ke area petanian sehingga menyebabkan pencemaran diarea tersebut harus dikontrol.
Dari ciri pertanian terpadu yang telah disbutkan diatas pertanian organic telah memenuhi persyaratan sebagian syarat untuk dimasukkan kedalam sistem pertanian terpadu. Namun organic masih kalah dengan pertanian konvensional dari segi hasil. Hal ini yang masih menjadi masalah bagi pertanian organic untuk dimasukkan kedalam kelompok pertanian terpadu yang bukan hanya memperhatikan faktor lingkungan saja namun juga memperhatikan faktor sosial dan ekonomi dari usaha pertanian. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai peluang serta potensi pertanian organic sebagai pertanian terpadu di masa yang akan datang.
TINJAUAN PUSTAKA
Pertanian berkeanjutan adalah pemanfaatan sumberdaya yang dapat diperbaharui dan sumberdaya yang tidak dapar diperbaharui untuk proses dengan meminimalkan dampak negative terhadap lingkungan yang meliputi keberlajutan penggunaan sumberdaya, kualitas dan kuantitas produksi serta lingkungannya (Untung,1997).
Pertanian organic manajemen produksi yang mana peningkatkan kesehatan agro ekosistem, mempertahankan biodiversitas, siklus biologi, aktivitas biologi tanah. menekankan pada penggunaan dari pengelolaan  pada pemilihan pengguanaan input off-farm. Pemilihan penggunaan secara tepat metode agronomi, biologi, dan metode mekanik sebagai pengganti penggunaan bahan sitetik untuk memenuhi fungsi spesifik dalam sistem (FAO/WHO Codex Alimentarius Comition,1999).
Beberapa pendakatan kegiatan yang menunjang pertanian perkelanjutan
  1. Pengendalian hama terpadu
Pengemdalian hama terpadu merupakan pendekatan unutk menanggulangi serangan hama  serta penyakit yang bertujuan uutk menghemat biaya, menjaga kesehatan, dan mengurangi resiko-resiko lingkungan. Pemberantasan hama terpadu mencakup pemanfaatan musuh alami, penggunaan tanaman-tanaman penangkap hama, penggunaan drainase dan ulsa unutk mencegah perkembangan jamur, dan melakukan rotasi tanaman untuk memutus populasi pertumbuhan hama setiap tahun.
  1. Sistem rotasi tanaman dan budidaya rumput
Tujuan untuk memberikan tempat bagi binatang ternak diluar area pertanian pokok yang ditanami rumput berkualitas untuk meningkatkan kualitas ternak dan menghemat pakan ternak.
  1. Koservasi lahan
Hal ini bertujuan untuk memerbaiki dan melindungi tanah oleh gangguan dari luar yang dapat dilakukan dengan cara mekanik maupun biologi.
  1. Menjaga kulitas air
Hal ini dilakukan untuk menjaga sumberdaya air agar terhindar dari pencemaran serta memperbaiki kualitas air yang telah terkontaminasi bahan pencemar. Yang dapat dilakukan antara lain mengurangi tambahan bahan kimia kedalam lapsan tanah bagian atas, menggunakan irigasi tetes, dan  menggunakan jalur-jalur konservasi sepanjang tepi saluran air.
(Sudirja,2008)

Dalam pertania organic hal yang dilakukan adalah
  1. Menghindari bahkan tidak menggunakan benih atau bibit hasil rekayasa genetika (GMO; genetically modified organism)
  2. Menghindari penggunaan bahan kimia sintetis dalam pertanian. Pengendalian hama penyakit dilakukan dengan cara biologi, mekanik dan rotasi tanaman
  3. Kesuburan tanah ditingkatkan dan dipelihara dengan menambahkan bahan organic, memberian residu tananan ke tanah, pupuk kandang dan batuan mineral serta rotasi tanaman. Juga menghindari pengguanaan zat pengatur tumbuh.
Menghindari pemberian hormon pertumbuhan dan bahan aditif sitetis dalam makanan ternak.
Sejumlah keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan pertanian organic adalah sebagai berikut;
  1. Kesehatan
Pertanian akan menghasilkan makanan yang cukup, aman, dan bergizi sehingga dapat memberikan efek yang baik bagi kesehatan masyarakat. Data menunjukkan bahwa pertanian organic dapat meningkatkan hasil sayuran hingga 75% dibanding dengan pertanian konvensional. Hasil pertanian organic juga mengandung vitamin C, kalium, dan beta karoten yang lebih banyak.
Menciptakan lingkungan kerja yang aman bagi para petani. Karena petani akan terhindar dari kontak dengan bahan kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
Meminimalkan semua bentuk polusi sehingga memberikan lingkungan yang sehat bagi manusia.
  1. Lingkungan
Kualitas tanah
Menjaga sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang merupakan hal yang penting dilakukan dalam pertanian organic. Untuk itu dalam pertanian organic diutamakan cara pengelolaan tanah yang meminimalkan erosi, meninkatkan bahan organic sehingga kualitas tanah dan biodiversitas tanah semakin baik.
Penghematan energi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem produksi organi hanya menggunakan 50-80% energi minyak untuk menghasilkan setiap unit pangan dibandingkan dengan sistem pertanian konvensional. Namun hal ini tidak berlaku untuk semua sistem produksi sayuran dan buah-buahan.
Kualitas air
Di area pertanian organic sumber air dijaga dengan cara pengguanaan metode-metode pengolahan tanah yang menyebakan terjadinya erosi serta pencucian nutrisi, serta pencemaran air akibat pengguaan bahan kimia pertanian.
(anonim, 2010)
Potensi pertanian organic di dalam negri tergolong kecil. Konsumen dari hasil pertanian organic hanya terbatas pada kalangan menengah keatas. Adapun kendala yang dialami dalam penerapan pertanian organik antara lain
  1. Balum adanya insentif harga yang memadai untuk produsen produk pertanian organic,
  2. Perlu investasi mahal untuk memulai pertanian organic paling tidak untuk mencari lahan yang bersih dari kontaminasi bahan-bahan berbahaya atau membersihkan polutan dari air dan lahan.
  3. Belum ada kepastian pasar sehingga petani enggan memproduksi komoditas tersebut.
Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan pertanian organic karena keunggulan komparatif antar lain:
  1. Masih banyaknya sumberdaya lahan untuk pengembangan pertanian organic
  2. Teknologi yang mendukung sudah cukup tersedia seperti pembuatan kompos, teknologi tanpa olah tanah, pestisida hayati dan lain-lain
(Anonim,2002).


PEMBAHASAN
Petanian terpadu merupakan suatu upaya untuk meningkatakan pendapatan patani dengan melakukan integrasi antara beberapa komoditas yang juga memperhatikan dan menjaga kualitas lingkungan. Yang diutamakan dalam pertanian terpadu antara lain integrasi beberapa komoditas, penerapan rotasi tanaman, dan perdauran hara insitu serta masih banyak lagi. Sistem pertanian yang pengelolaaannya hanya berhenti hingga panen maka tidak dapat dikatakan terpadu. Pertanian terpadu juga memikirkan perlakuan pasca panen serta pemasaran dari produk pertanian tersebut. Jadi pertanian terpadu merupakan suatu rangkaian usaha yang berawal dari produksi, pengolahan hasil untuk meningkatkan nilai ekonomi dari hasil pertanian hingga pemasaran dari hasil pertanian yang telah diolah tersebut.
Pertanian organic sering di-identikkan dengan pertanian terpadu. Pertanian organic yang menjadi trend dunia akhir-akhir ini muncul karena meningkatnya kebutuhan manusia akan pangan yang sehat. Selain itu kesadaran manusia bahwa lingkungan sudah tercemar oleh ulah manusia itu sendiri telah membuat pertanian organic menjadi trend. Hal ini sejalan dengan prinsip pertanian terpadu yang meminimalkan dampak negative pertanian terhadap lingkungan.
Pertanian organic memiliki berbagai keunggulan dibandingkan pertanian konvensional. Keunggulan ini terutama mencakup aspek dampak lingkungan dari pertanian organic. Pertanian organic cendrung ramah lingkungan, hal ini kerana dihindarinya penggunaan bahan kimia pertanian seperti pupuk kimia sintetis, pestisida, zat pengatur tumbuh dan bahan kimia pertanian lainnya. Selain itu kondisi lingkungan dari area pertanian juga dikontrol agar tidak terkontaminasi dengan bahan kimia berbahaya. Dalam pertanian konvensional penggunaan pupuk kimia serta pestisida sering kali tidak terkontrol. Hal ini memberi banyak dampak negative terhadap lingkungan baik diarea pertanian juga di area sekitarnya. Penggunaan pupuk yang berlebihan dapat menyisakan residu berupa unsure serta senyawa kimia yang berbahaya yang merupakan bahan tambahan dari pupuk kimia sitetis tersebut. unsure yang sering menjadi residu dari pupuk adalah unsure Pb (timbal). Unsure ini tergolong dalam logam berat yang cukup berbahayabagi kesehatan manusia apabia masuk kedalam tubuh manusia serta menyebar melalui rantai makanan. Begitu juga dengan pestisda yang dapat meninggalkan residu yang dapat mencemari lingkungan.
Hal itu yang dihindari dalam pertanian organic. Pertanian organic berusaha untuk menghindari pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan manuasia baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pertanian organic berupaya menjaga kualitas kesehatan manusia dengan bahan pangan yang bebas dari bahan kimia berbahaya yang mengkontaminasi ketika proses produksi.
Untuk mengganti penggunaan pupuk kimia sintetis maka dalam pertanian organic digunakan bahan lain yang berasal dari sumber alami. Pupuk kimia digantikan dengan sumberhara lain seperti pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk hayati dan pemberian bahan organk lainnya. Sementara pestisida kimia digantikan dengan pestisida alami yang berasal dari tanaman tertentu. Pupuk organic selain sebagai penambah unsure hara bagi tanaman juga berfungsi sebagai penambang  yang terlindih serta pelarut unsure hara yang belum tersedia menjadi tersedia. Pemberian pupuk hayati dengan mikrobia seperti rizobium untuk menambat nitrogen dan bakteri pelarut P untuk melarutkan unsure hara Phospor serta bayak lagi. Hal tersebut termasuk dalam keunggualan sistem pertanian terpadu yaitu sistem pertanian yang  mandiri. Jadi hara yang belum tersedia atau hanya ada di udara dilarutkan atau ditambat agar dapat dimanfaatkan tanaman.
Terpeliharanya lingkungan dapat menjaga kualitas tanah dalam mendukung produktifitas tanaman. Oleh karena itu pertanian organic dapat dikatakan pertanian terpadu dari segi berkelanjutan. Disamping itu hasil dari pertanian organic cendrung lebih sehat daripada hasil pertanian konvensional.
Pertanian organic juga memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia karena sumberdaya lahan yang sangat luas serta teknologi pendukung pertanian organic cukup tersedia seerti kompos, tanam tanpa olah tanam, pestisida hayati dan lain sebagainya. Karena pangan yang sehat sedang mnjadi tren masayarakt saat ini maka  harga jual dari hasil pertanian organic menjadi lebih tinggi sehingga lebih menguntungkat petani.
Pertanian organic juga memiliki kekurangan dari bebrapa sisi. Yang sering menjadi kendala dari pertanian organic adalah hasil pertanian organic masih kalah dibandingkan pertanian konvensional dalam hal kuantitas. Selain tanaman sayuran hampir semua komoditas lain dari pertanian organic memiliki hasil yang lebih sedikit dibandingkan dengan pertanian konvensional. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan pangan saat ini maka pertanian organic belum dapat diandalkan. Oleh karena itu perlu dicarikan suatu cara agar kuantitas hasil dari pertanian organic dapat bersaing dengan pertanian konvensional.
Modal awal yang diperlukan ntuk memulai pertanian organic tergolong tinggi. hal ini termasuk untuk mencari lahan yang tidak terkontaminasi bahan pencemar atau membersihkan bahan pencemar dari lahan. Di satu pihak harga jual dari hasil pertanian organic yang cukup tinggi membuat hasil pertanian organic sulit dipasarkan di pasar domestic Indonesia. Karena tingkat ekonomi dari mesyarakat Indonesia masihh belum mampu untuk membeli produk pertanian organic yang harganya tergolong tinggi. oleh karena itu perlu pengelolaan pemasaran yang baik untuk dapat memasarkan produk pertanian organic.
Dari kelebihan pertanian organic maka dapat disimpukan bahwa pertanian organic dapat dikatakan sebagai pertanian terpadu. Dari segi keberlajutan, sistem pertanian ini dapat menjadi pilihan dalam penerapan sistem pertanian terpadu dimasa yang akan datang. Karena untuk dapat melanjutkan usaha pertanian yang diinginkan dalam pertanian terpadu maka sumberdaya lingkungan harus dijaga dan hal itu terpenuhi dengan penerapan pertanian organic. Kesadaran manusia akan kesehatan yang terus meningkat menyebabkan prospek usaha pertanian organic cukup menjanjikan.
Prospek yang baik ini dapat menjadi peluang bagi para petani ntuk menaikan pendapatannya. Meningkatnya pendapatan petani secara otomatis meningktakan taraf hidup hidup dan menurunkan tingkat kesenjangan sosial dalam masyarakat dimasa yang akan akan datang.
Namun perlu dicarikan suatu cara untuk membuat hasil pertanian organik lebih tinggi dari saat ini. Hal ini agar pertanian organic dapat memenuhi kebutuhan akan pangan yang masih terus meningkat.

PENUTUP

Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dalam tulisan ini adalah
  1. Pertanian organic memiliki potensi sebagai pertanian terpadu dimasa yang akan datang karena didukung oleh keberlanjutan dari segi lingkungan yang akan mempengaruhi keberlanjutan hasil dari pertanian organic srta nilai jual produk.
  2. Hasil produksi pertanian organic masih lebih rendah dibandingkan dengan pertanian konvesional kecuali untuk tanaman sayuran.
  3. Indonesia memiliki potensi untuk pengembangan pertanian organic karena lahan yag cukup luas dan teknologi yang cukup tersedia.

Saran
Perlu dicarikan suatu cara untuk meningkatkan hasil dari pertanian organic sehingga dapat menyaingi hasil pertanian konvensional dan dapat menyediakan  pangan yang cukup bagi manusia. Selain itu para pelaku usaha pertanian organic perlunya mencari peluang pasar untuk memasarkan hasil pertanian organic untuk mengimbangi modal awal dari proses produksi pertanian organic yang cukup tinggi.

Selasa, 19 April 2011

Pemanfaatan Limbah Hortikultura dan Pupuk Kandang Untuk Memelihara Siklus Materi dalam Pertanian

Pemanfaatan Limbah Hortikultura dan Pupuk Kandang Untuk Memelihara Siklus Materi dalam Pertanian
Oleh Hadiman Ikram
C1B008009


Pendahuluan

Dalam pertanian konvensional pemberian pupuk nitrogen, pospor dan kalium merupakan hal yang paling sering dilakukan. Namun yang sering dilupakan adalah unsure hara lain terutama unsure hara mikro. Hal ini yang menyebabkan kekahatan unsure hara mikro. Padahal unsure hara mikro juga sangat dibutuhkan oleh tanaman meskipun dalam jumlah yang sedikit. Usur hara mikro dapat di sulpai dengan  dengan pemberian pupuk mikro. Namun pupuk anorganik cukup mahal dan membutuhkan dana lebih untuk memenuhinya.
Selain pupuk anorganik, bahan organic juga dapat digunakan untuk menyuplai unsure hara mikro bagi tanaman.  Hal ini karena kelebihan dari bahan organic yang tidak di miliki oleh pupuk anorganik yaitu bahan organic merupakan pupuk lengkap yang artinya mengandung unsure hara makro maupun mikro yang sering diabaikan oleh para petani. Kegunaan bahan organic selain sebagai penyedia berbagai macam unsure hara banyak keunggulan lain dari bahan organic yang sangat baik bagi tanah. fungsi tersebut seperti penyatu partikel tanah sehingga tidak mudah lepas hal ini sangat baik bagi tanah yang bertektur pasiran yang strukturnya lepas. Kemudian meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK), melarutkan unsure hara yang tidak tersedia menjadi tersedia bagi tanaman dan masih banyak lagi fungsi bahan organic yang lainnya (priyono, 2005).
Dari keunggulan bahan organic di atas maka bahan organic patut di pertimbangkan untuk menjadi pilihan dalam memenuhi kebutuhan unsure hara tanaman terutama unsure mikro. Bahan organic merupakan bahan yang dapat diperbaharui didaur ulang dan dirombak oleh mikroorganisme tanah menjadi unsure yang dapat di manfaatkan oleh tanaman. Bahan organic merupakan bahan yang yang berasal dari sisa-sisa tanaman maupun hewan yang dapat dilapukkan oleh organisme baik makro maupun mikro (Karien, 2007).
Bahan organic dapat berupa pupuk kandang, kompos, pupuk hijau dan sisa-sisa sampah rumah tangga. Sedangkan bahan organic yang paling mudah di jumpai adalah pupuk kandang. Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan baik yang berbentuk padat maupun cairan. Pupuk kandang merupakan pupuk lengkap yang mengandung unsure hara mikro dan unsure hara makro dapal satu paket. Pupuk kandang engandung pupuk N, P, K, S, Ca, Mg serta unsure mikro. Unsure fosfor banyak terkandung dalam pupuk kandang yang berbentuk padat sedang pupuk kandang yang berbentuk cair lebih banyak mengandung unsure hara N. Pupuk kandang dapat dibuat dengan mencampur kotoran hewan dengan tanah kemudia dibiarkan dalam kurun waktu tertentu. Namun sekarang telah ada teknologi yang dapat menngomposkan kotoran hewan dalam waktu yang relative singkat.
Tanaman hortikulturan sama halnya dengan tanaman lain juga membutuhkan unsure hara baik itu makro maupun mikro. Unsure hara seprti N, P, K, S, Ca, Mg serta beberapa unsure hara mikro esensial mutlak di perlukan oleh tanaman hortikultura. Unsur-unsur hara ini dapat dipenuhi dengan pemberian bahan organic seperti pupuk kandang. Selain mengatasi permasalan kebutuhan unsure hara pupuk kandang juga akan menjaga kualitas hasil tanaman yang tidak dapat dijamin oleh pupuk an-organik yang sering menyebabkan hasil tanaman menjadi kurang enak dan mudah rusak.
Namun untuk menghasilkan pupuk kandang maka hewan dalam hal ini ternak membutuhkan pakan dalam jumlah yang cukup. hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi para peternak. Selama ini yang sering dilakukan oleh para petani untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya antara lain dengan memberi rumput liar yang di cari di berbagai tempat, menanam rumput (hal ini jarang dilakukan di Indonesia), dan memberikan jerami hasil panen.
Selain bentuk usaha penyadiaan pakan yang dapat dilakukan diatas, ada satu hal lagi yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pakan ternah yaitu dengan memanfaatkan limbah hasil tanaman hortikultura. Limbah tanaman seperti Markisa, Nanas dan limbah sayuran Lobak dapat di olah untuk menjadi pakan ternak. Hal ini menjadi peluang dalam memenuhi kebutuhan ternak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Selain itu ternak tersebut juga akan menghasikan pupuk kandang yang dapat dimanfaatkan dalam budidaya tanaman seperti budidaya hortikultura. Jadi terdapat siklus buatan yang secara berkesinambungan dapat memberi manfaat satu sama lain sehingga usaha pertanian hortikultura dapat berjalan dengan baik  begitu juga dengan usaha peternakan.
Dalam program pemerintah di Nusa Tenggara Barat yang berupa Bumi Sejuta Sapi (BSS) muncul berbagai kendala. Salah satu kendala yang muncul adalah ketersediaan ternak untuk ternak yang akan dikembangakan dalam program ini. Karena program peningkatan kualitas dan kuantitas ternak yang tertuang dalam BSS tidak dapat terwujut apabila tidak ada pakan yang dapat dikonsumsi oleh hewan ternak tersebut.
Pemanfaatan limbah hortikultura di atas dapat mendukung program pemerintah seperti program kecukupan daging nasional dan BSS di Nusa Tenggara Barat. Hal ini karena pemanfaatan limbah hortikultura sebagai pakan ternak dapat dijadikan alternatif dalam menyediakan pakan bagi ternak. Sehingga kekhawatiran tentang cukup tidaknya pakan untuk ternak dat sedikit teratasi.

Pemanfaatan Limbah Hortikultura Sebagai Pakan Ternak

Pemenuhan pakan ternak merupakan hal yang mutlak dilakukan salam usaha peternakan. Pakan memberikan materi sehingga dapat menghasilkan energy untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.
Di satu sisi limbah hortikultura merupakan masalah sendiri yang perlu penanganan khusus. Limbah hortikultura sering hanya berakhir sebagai sampah yang tidak berarti karena tidak dimanfaatkan. Namun dengan dapat dimanfaatkannya limbah hortikultura sebagai pakan ternak maka permasalah limbah hortikultura yang hanya berakhir sebagai sampah sedikit tidak dapat teratasi.
Berdasarkan manual yang dikeluarkan oleh pusan penelitian dan pengembangan peternakan Departemen pertanian republik Indonesia, ada beberapa macam limbah tanaman hortikultura yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Limbah tersebaut antara lain berasal dari tanaman Merkisa, Nanas, dan sayuran Lobak. Pemanfatan limbah ini dapat lebih berguna dibandingkan apabila limbah ini hanya di buang sebagai samapah yang tidak berarti.
Pemanfaatan limbah ini memerlukan perlakuan tertentu. Agar layak untuk di konsumsi oleh hewan ternak. Karena tujuan dari pemberian pakan sendiri adalah untuk mencukupi kebutuhan gizi ternak sehingga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik.
Pemanfaatan limbah hortikultura memerlukan perlakuan tertentu sehinggga layak untuk dikonsumsi oleh ternak. Berikut adalah contoh pengolahan limbah hortikultura untuk dijadikan makanan ternak, dalam hal ini Limbah Markisa, Nanas dan tanaman Lobak.
  1. Pengolahan limbah Markisa
Untuk mendapatkan limbah markisa diperlukan industry pengolahan markisa. Limbah ini tergolong sangat banyak dihasilkan daam industry pengolahan buah Markisa. Sekitar 46 sampai 60 % dari penglahan buah Markisa teresbut akan menjadi limbah. Dari aspek nutrisi limbah markisa mengandung bahan organic sebesar 76%, energi tercerna sebayak 2809 kkal/kg, dan protein sebanyak sekitar 18,1 %.
Proses dalam mengolah limbah Markisa terbagi dalam  tiga bagian. Yang pertama yaitu pengeringan. Hal ini bertujuan untuk menghilangkan kadar air yang masih sangat tinggi untuk mencegah pembusukn pada limbah.proses pengeringan ini sendiri memakan waktu sekitar 3 sampai denga 4 hari. Kemudian yang kedua yaitu proses pengilingan. Dalam proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan mesin giling untuk mengefisiensikan kerja. Kemudia yang terakhir yaitu proses pencampuran ataupun fermentasi. Proses ini dilakukan dengan mencampurkan bahan-bahan lain sesuai kebutuhan.
  1. Pengolahan limbah Nanas
Pengolahan Nanas unutk dijadikan pakan ternak umumnya sama dengan pengolahan Markisa. Pakan lebih dahulu dikeringkan, namun limbah nanas dapat juga difermentasi lebih dahulu untuk menghasilkan silase. Silase sendiri dapat mencegah terjadinya kerusakan pada limbah Nanas apabila tidak segera dikeringkan dan digiling. Adanya silase sendiri juga dapat menghindari proses pekeringkan dan penggilingan karena dapat langsung digunakan sebagai pakan dasar. Hal ini dapat menghemat biaya produksi pakan itu sendiri.
  1. Pengolahan limbah sayuran Lobak
Sama halnya dengan Markisa dan Nanas, limbah sayuran seperti Lobak memerlukan pengolahan berupa pengeringan. Hal tersebut sekali lagi untuk mencegah terjadinya kerusakan karena tingginya kadar air yang terkandung dalam limbah. Namun untuk menghemat waktu proses pengeringan maka pengeringan tersebut didahului dengan proses pengggilingan.
Diagram Pengolahan Limbah Hortikultura Sebagai Makannan Ternak
 















Pemanfaatan Pupuk Kandang

Hewan ternak yang telah di penuhi kebuthannya dengan pemberian pakan dari pengolahan limbah hortikultura dapat memberikan manfaat kembali pada tanah dan tanaman hotikultura secara tidak langsung. Menfaat tersebut adalah hewan menghasilkan pupuk organic berupa pupuk kandnag.Pupuk kandang adalah pupuk organic yang berasal dari kotoran hewan, baik yang berwujud cair maupun yang yang berwujud padat. Pupuk kandang sama dengan bahan organic lainnya tergolong dalam pupuk lengkap karena pupuk kandang mengandung unsure hara yang tidak hanya satu melainkan banyak dan terdiri dari unsure hara makro dan unsur hara mikro. Pupuk kandang berasal dari kotoran hewan apasaja yang sudah tidak erlihat lagi wujudnnya sebagai kotoran. Jadi kotoran dalam bentuk tang segar tidak termasuk kedalam pupuk kandang.
Berdasarkan bentuknya, pupuk kandang dapat dibedakan menjadi tiga;
  1. Pupuk kandang padat yaitu pupuk kandang yang terbuat dari kotoran padat; pupuk kandang padat kaya akan unsure hara P
  2. Pupuk kandang cair yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotoran cair, pupuk kandang cair mengandung banyak unsure hara N.
  3. Pupuk kandang padat-cair yaitu pupuk kandang yang berasal dari kotran padat yang bercampur dengan kotoran cair. Umumnya pupuk kandang ini berasal dari kotoran unggas.
Setiap jenis hewan mengahasilkan jumlah kotoran yang berbedasatu dengan lainnya dengan kata lain menghasilkan pupuk kandang dalam jumlah yang berbeda.
Berikut ini adalah rerata kotoran padat dan cair yang dihasilkan oleh beberapa jenis hewan ternak dewasa.
Jenis ternak
Bentuk Kotoran
Kotoran padat (kg/hari)
Urin (l/hari)
Sapi (yang tidak dipakai untuk membajak)
25
9
Sapi  (yang digunakan untuk membajak)
15
Tidak di ukur
Kuda
16
4
Kanbing
1,25
0,75
Ayam
0,05
-
 Sumber; Lolita dalam mulyati, Lolita (2005)
Selain di bedakan dari produksi kotoran yang akan digunakan sebagai pupuk kandang yang dapat membadakan antara kotoran hewan adalah unsur hara yang terkandung dalam kotoran tersebut. berikut adalah data yang menunjukkan kadar unsure hara dari setiap kotoran hewan yang berbeda.
Sumber pupuk kandang
Kadar air (%)
Bahan organic (%)
N (%)
P2O5 (%)
K2O (%)
CaO (%)
C/N rasio
Sapi
80
16
0,3
0,2
0,15
0,2
20-25
Kerbau
81
12,7
0,25
0,18
0,17
0,4
25-28
kambing
84
31
0,7
0,4
0,25
0,4
20-25
Ayam
57
29
1,5
1,3
0,8
4,0
9-11
Babi
78
17
0,5
0,4
0,4
0,07
19-20
Kuda
73
22
0,5
0,25
0,3
0,2
24
Sumber; hartatik dkk,2005
Kualitas dan kuantitas pupuk kandang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sebagai berikut;
  1. Pakan ternak, semakin baik bahan pakan maka semakin baik juga kualitas dari pupuk kandang tersebut
  2. Hasil hewan, hasil yang digunakan untuk membentuk hasil dari hewan tersbut tdak ditemui pada kotorannya.
  3. Umur hewan, hewan muda akan menghasilkan kotoran lebih sedikit dibandingkan dengan hewan yang sudah tua.
  4. Jenis hewan.
(Mulyati, Lolyta, 2005)
Dari paparan diatas makadapat diketahui bahwa pakan juga menentukan dari kualitas pupuk kandang tersbut. Dengan menggunakan pakan dari pengolahan limbah hortikultura yang penuh gizi  maka kualitas dari pupuk kandang yang dihasilkan oleh hewan tersebut akan menjadi baik.

Baiknya kualitas pupuk kandang maka sacara langsung akan berpengaruh baik bagi bagi tanaman termasuk tanaman hortikultura sebagai siklus nutrisi antara hewan ternak dan tanaman. Tanaman, yang dalam hal ini adalah tanaman hortikultura mendapatkan pasokan unsure hara dari pupuk kandang. Kemudian dipihak lain hewan ternak mendapatkan pakan dari pengolahan limbah hortikultura yang awalnya hanya berakhir sebagai samapah yang tidak berguna.
Keuntungan lain dari pertanian hortikultura adalah, dengan penggunaan pupuk kandang maka akan membantu dalam memproduksi hasil tanaman yang organic. Mengingat makanan organic adalah trend akhir-akhir ini. Dan dengan mengikuti trend ini maka tersebut petani dapat menigkatkan nilai dari hasi produksinya tersebut.

Integrasi Limbah Hortikultura Dan Pupuk Kandang

Dengan melakukan hal-hal yang telah di paparkan diatas maka terjadi siklus tertutup yang akan melindungi lingkingan karena minimnya input dari luar dan secara ekologi siklus materi dan energi tetap terpelihara dalam tatanan yang sehat dan akan berkelanjutan.
 







                                   





Siklus yang terjadi dengan pemanfaatan hasil olaha limbah hortikultura sebagaii pakan ternak dan penggunaan pupuk kandang pada tanaman

Bagan di atas menjelaskan tentang hubungan yang bersifat siklus dalam pemanfaatan limbah sisa pengolahan hasil tanaman hortikultura yang digunakan sebagai pakann ternak dan pupuk kandang yang merupakan limbah dari usaha peternakan untuk tanaman hortikultura tersebut. setelah dilakukan pengolahan dengan perlakuan tertentu maka limbah tanaman hortikultura yang tidak terpakai dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kecukupan gizi ternak. Pakan dari pengolahan limbah hortikultura tersebut dapat dijadikan pakan utama maupun pakan tambahan untuk menambah asupan gizi hewan ternak tersebut.  Perlakuan tertentu yang diberikan pada limbah hortikultura tersebut akan meningkatkan nilai gizi dari pakan ternak sehingga pakan tersebut dapat lebih unggul dari pakan lain yang lazim diberikan oleh peternak pada hewan ternaknya.
Setalah pakan ternak dapat terpenuhi, untuk menjaga agar limbah yang yang dihasilkan dari suatu usaha pertanian/peternakan minimum, maka kotoran dari hewan ternak tersebut dapat di pergunakan sebagai pupuk kandang untuk tanaman hortikultura. Pemberian dari pakan yang berkualitas pada hewan ternah selain agar kualitas hasil hewan ternak tersebut baik juga diharapkan agar kotoran yang akan diproses menjadi pupuk kandag akan berkualias lebih baik. Hal tersebut karena makanan dari hewan ternak juga dapat mempenngaruhi kadar unsure hara yang terkandung dalam pupuk kandang tersebut.
Model sepert ini dapat membantu mengintegrasi sistem pertanian pedesaan. Model ini dapat meminimalkan input dari luar dan mengurangi adanya limbah yang berpotensi menimbulkan masalah berupa pencemaran pada lingkungan yang berada diluar sistem alam pertanian  tersebut. Selain itu mdel ini juga mendukung terwujudnya pertanian organic kerana mengurangi penggunaan input yang berupa bahan kimia sintetis seperti pupuk karena telah tergantikan oleh pupuk kandang yang merupakan pupuk organic.





PUSTAKA

Ginting dan Krisnan.2009.Petunjuk Teknis Teknologi Pemanfaatan Pakan Berbahan Limbah Hortikultura Untuk Ternak Kambing.Pusat Penelitian dan Pengembangan Perternakan Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.Bagor

Hartatik dan Widowati.pupuk kandang.http://balittanah.litbang.deptan.go .id/dokumentasi/b uku/pupuk/pupuk4.pdf.diakses tanggal 6 April 2011 pukul 13:16 WITA
.
Karien.2007.Bahan Organik. Bahan Organik//karieeen.wordpress.com.htm. diakases tanggal 22 Maret 2011 pukul 13:22 WITA.
                       
Mulyati dan Lolyta.2005.Pupuk dan Pemupukan.Mataram University Press.Mataram.

Priyono.2005.Kimia Tanah.Mataram University Press.Mataram