Kamis, 27 Januari 2011

potansi BUah

POTENSI TANAMAN MELON DI LAHAN KERING
Hadiman Ikram (C1B 008009)
Sebagai Tugas dalam Mata Kuliah Manajemen Lahan Kering


Pendahuluan
Lahan kering merupakan suatu hamparan lahan yang tidak tergenang dalam sebagian besar periodenya dalam setahun (Soil Survey Staff dalam Suwardji, 2010). Hal ini karena tipe iklim yang kering dan jarang sekali diguyur hujan. Oleh karena itu di lahan kering sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk di aplikasikan system pertanian sawah yang biasa kita lihat di lahan basah. Oleh karena itu sawah tadah hujan, serta perladangan sangat di anjurkan dalam mengelola lahan kering . Namun lahan kering memiliki potensi yang tidak kalah besarnya. Salah satunya ialah luasan yang sangat luas khususnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) yang berjumlah sekitar1,82 juta hektar dan sekitar 749.600 hektar sangat potensial untuk pengembangan pertanian.
Pemaksimalan pengelolaan lahan kering sangat diperlukan agar dapat memperoleh hasil yang optimal bagi para petani. Salah satu cara yang dapat di tempuh dalam usaha memaksimalkan usaha pengelolaan tersebut adalah dengan mencari tanaman yang susuai untuk lahan kering. Selain sesuai untuk kondisi di lahan kering,  tanaman tersebut juga harus memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi. selain tanaan semusim seperti kacang-kacangan, padi, dan sayuran, tanaman bebuahan sangat cocok untuk ditanam di lahan kering.
Banyak jenis dari bebuahan yang dapat di budidayakan di lahan kering. Bebuahan seperti Melon dapat tubuh dengan baik di lahan kering. Selain dapat tumbuh dengan baik, dengan pengelelolaan yang baik maka hasil yang didapatkan akan memiliki kuantitas dan kualitas yang tinggi.

Potensi Lahan Kering
Seperti yang telah dijelaskan diawal, luas lahan kering di Nusa tenggara barat sangat besar. Ada sekitar 1,82 juta hektar lahan kering yang ada di Nusa tenggara Barat. Dan yang berpoter-nsi sebagai lahan pertanian adalah 749.600 hektar. Namun tidak menutup kemungkinsn bahwa sisa dari lahan kering tersebut dapat digunakan sebagai lahan pertanian.
Yang menjadi permasalahan dalam pengelolaan peranian di lahan kering adalah ketersediaan air yang sangat terbatas. Curah hujan yang kurang dari 1000 mm per-tahun adalah salah satu faktor penghambat pertanian di lahan kering.
Berikut ini adalah table dan grafik yang menunjuk kondisi iklim di salah satu lokasi lahan kering yang ada di pulau Lombok.
Bulan
Kelembaban%
Temperatur Rata-rata Bulanan
°C
Curah Hujan mm/bln
Evaporasi Panci mm/hari
Kecepatan Angin Km/hari
Sinar Matahari %
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
64.4
69.8
69.0
71.6
71.0
69.0
69.0
69.0
77.3
70.9
68.9
69.3
25.1
23.8
26.1
25.6
25.7
25.9
25.9
25.9
25.8
25.8
25.5
25.1
189
361
116
129
48
0
0
0
0
0
38
135
2.7
4.2
5.7
6.3
6.4     
7.3
7.9
8.3
7.8
8.3
6.4
5.7
174
217
209
242
175
206
243
206
325
282
218
214
32
35
59
75
72
54
80
87
78
78
67
40
Keterangan : Data Iklim diambil di Pos Iklim Sambelia Lombok Timur.
 






Distribusi Curah Hujan di Pringgabaya Selama Periode 1997- 2001

Ketersedian air yang telah minim ini diperarah dengan terjadinya pemanasan global sehingga memicu perubahan iklim yang sering dibicarakan akhir-akhir ini.  Curah hujan yang tidak menentu secara telah mempengaruhi ketersediaan air di lahan kering. Selain itu perubahan ci=urah hujan jga mau tidak mau akan merubah pola tanam berbagai komiditik baik itu di lahan basah juga di lahan kering.
Namun dengan isu pemenasan global yang memicu perubahan iklim, pertanian dilahan kering lebih tahan di banding dengan pertanian yang dilakukan di lahan basah. Hal ini karena sistem pertanian dilahn kering telah lebih dulu beradap tasi dengan keadaan dunia yang semakin panas ini.
Untuk mengatasi kekurangan air  berbagai teknologi baik yang berupa system pengolahan maupun berupa alat telah banyak membantu dalam pengelaaan pertanian di lahan kering. Adanya berbagai metide seperti springkler, system irigasi tetes dan sistem pengairan yang lainnya telah banyak membatu mengatasi ketersediaan air yang yang menjadi masalah dilahan kering.
Selain itu pemerintah melalui Badan Pelaksanaan Proyek Pengembangan Air Tanah (BP P2AT) Propinsi NTB telah melakukan pengembangan irigasi sumur pompa. Hal ini membantu bagi para  petani di lahan kering untuk dapat memperoleh air bila diperlukan. Para peneliti juga terus berusaha untuk mengembangkanpenelitian di lahan kering seperti berusaha menemukan sistem irigasi yang paling baik dan cocok di lahan kering.
Selain itu di lahan kering sangant banyak komoditi asli lahan kering yang dapat hidup dan dapat barpraduksi dengan baik. Hal ini adalah salah satu potensi lahan kering yang dapat menjadi keunggulan dari lahan kering.  Tanaman yang terbiasa dengan iklim di lahan kering telah beradaptasi dengan kondisi kering di lahan kering. Oleh karena itu meskipun pemanasan global terjadi pertanian lahan kering relatif lebih tahan dengan keadaan dunia yang semakin panas. Keadaan dunia yang semakin panas dapat diatasi dengan adaptasi tanaman maupaun dengan bantuan teknologi dari manusia yang terus berkembang.

Tanaman Melon
Melón yang memiliki nama latin Cucumis melo L adalah salah satu jenis tanaman bebuahan (hortikultura). Tanam yang mengashilkan buah dengan nama yang sama ini merupakan salah satu dari sekian banyak tanaman asli laha kering. Buah melon dapat langsung dikonsumsi dan dapat juga digunakan bahan baku berbagai jenis makanan.
Tanaman Melon merupakan tanaman semusim yang merambat (menjalar) namun tidak memanjatDaun berbentuk menjari dengan lekuk moderat sehingga seperti lingkaran bersudut. Batangnya biasanya tidak berkayu. Tumbuhan ini berumah satu dengan bunga dua tipe: bunga jantan dan hermafrodit. Bunga jantan muncul biasanya pada saat tanaman masih muda atau bila tumbuhnya kurang baik. Buah bertipe pepo. Bagian mesokarp menebal menjadi daging buah yang berair. Pemuliaan diarahkan pada daging buah yang tebal, manis, serta jika mungkin, harum (Anonim, 2010)


Potensi Melon di Lahan Kering
Melon merupakan tanaman langsung lahan keringoleh karena itu secara logika tidak ada hambatan bagi melon untuk dapat berkembang di lahan kering. Melon merupakan salah satu tanaman yang sangat toleran terhadap keadaan kering sperti dilahan kering.
Dari berbagai hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanaman melon memerlukan air yang tidak terlalu banyak. Penelitian yang menguji tentang efisiensi pengggunaan air pada tanaman melon telah menemukan bahwa sebenarnya Melon tidak memerlukan air yang terlalu banyak.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Hasa Rafiah,  Padusung  dan R.S. Tejowulan pada tahun 2004 telah di ketahui tentang efisiensi penggunaan air dengan tiga perlakukuan yan berbeda. Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah sebagai berikut
A1  =  Penyiraman dengan pemberian air 14,27 cm per minggu (cara yang sering dipraktekkan oleh petani P2AT di Pringgabaya).
A2  =  Penyiraman dengan pemberian air 7,14 cm per minggu (setengah dari jumlah air irigasi yang dipraktekkan petani).
A3  = Penyiraman dengan pemberian air 3.52 cm per minggu (seper empat dari jumlah air irigasi yang dipraktekkan petani, dengan menggunakan gembor sebagai alat penyiraman)
Masing-masing perlakuan di ulang 3 kali sehingga diperoleh 9 petak percobaan. n setelah dilakukan percobaan maka di dapatkan hasil dari efisiensi penggunaan air tanaman Melon yang dapat dilihat pada grafik berikut.




 







Dari hasil penelitian yang dipaparkan di atas bahwa bahkan dalamperalkuan yang memberikan jumlah air seperempat dari yang dilakukan oleh petani tanaman melon akan meyerap lebih baik air dan memberikan hasil sesuai denagn input. Dengan kata lain hamper tidak ada air yang terbuang percuma.
Dari hasil penelitian yang sama di ketahui juga bahwa dari segi hasi yang duketahui dari berat brankasan basah dan kering dipeloeh hasil yang tiak berbeda nyata atau non-signifikan pada semua perlakuan satu sama lain. Hal tersebut dapat dilihat pada table berikut,
Tabel. Purata dan Hasil Uji Lanjut Pengamatan Berat Berangkasan Basah dan Kering Tanaman Melon (gram).
Perlakuan
Berangkasan Basah (gram)
Berangkasan Kering (gram)
A1
286
40.8
A2
250
36.9
A3
274
41.6

Dari sedikit bukti di atas diketahui berbagai keunggulan melon pada lahan kering. Selain efisiensi penggunaan air yang cukup tinggi, hasil maupun pertumbuhan tanaman Emlon tidak erlalu di pengaruhi oleh ketersediaan air meskipun porsi pemberiannya dikurangi hingga 75 % dari yang biasa dilakukan petani. Oleh karena itu dari segi tanaman itu sendiri, tanaman Melon sangat potensial untuk dijadikan komoditi andalan dari lahan kering dan perlu dilakukan terus pembinaan serta menyediakan pasar agar para petani mau melirik melon sebagai andalan dalam usaha pertaniannya selain tanaman pangan lain.

DAFTAR PUSTAKA
Anonym.2010.Melon.Melon/wikipedia.org.diakses tanggal 19 Desember 2010
Tedjowulan, dkk.2004.Efisiensi Penggunaan Air Pada Tanaman Melon Di Inceptisol Lahan Kering Pringgabaya Lombok Timur.Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Uiversitas Mataram.Mataram